Cari Blog Ini

Minggu, 06 Desember 2009

Akupuntur

Sejarah akupunktur
Ilmu akupunktur merupakan bagian dari Ilmu pengobatan Cina. Menurut buku Huang Ti Nei Cing, ilmu ini sudah mulai berkembang sejak jaman batu, kira-kira empat ribu sampai lima ribu tahun yang lalu. Dalam keadaan tidak disengaja, luka yang terkena alat batu ternyata mengakibatkan kesembuhan penyakit yang dideritanya. Berdasarkan temuan tersebut, orang mulai mencoba-coba menekan atau menggores kulit dengan batu runcing yang ternyata dapat menyembuhkan penyakit mereka.
Kata akupunktur berasal dari bahasa Yunani, Acus = jarum dan Punctura = menusuk. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah akupunktur atau tusuk jarum.

Perkembangan Akupunktur di Cina
• Buku Huang Ti Nei Cing/ The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine merupakan buku yang pertama kali memuat dasar-dasar ilmu akupunktur, yang diterbitkan pada zaman Cun Ciu Can Kuo tahun 770 – 221 SM. Buku ini terdiri dari dua bagian yaitu Ling Su dan Su Wen.
Su Wen berisi:
- Prinsip-prinsip hukum alam
- Pergerakan hidup hubungan alam semesta, manusia, dan bumi; folosofi Yin-Yang, Teori Lima Unsur
- Sistem organ di dalam tubuh
- Sistem meridian (Cing Luo)
- Pengertian Qi, Xie, Cing, Sen dan materi dasar yang lainnya
- Delapan dasar diagnosis
- Dasar-dasar terapi akupunktur
Ling Su berisi petunjuk-petunjuk teknis aplikasi dan praktek pengobatan
• Zaman Tung Han  Hua Tuo, seorang ahli bedah dan ahli dalam bidang akupunktur pernah mengobati jendral Chao Cao hanya dengan satu jarum.
• Tahun 210, Zhang Ahong Jing menulis buku dengan judul Shang Han Lun (Treatise on Febrile Disease), yang menerangkan secara sistematis tentang penyakit, diagnosis, serta cara pengobatan penyakit tiphoid, kolera, dan disentri.
• Tahun 581 – 682, Dinasti Tang, Sun Sen Miao menyusun buku Cien Cing i Fang. Pemerintah Cina waktu ini sangat memperhatikan pengobatan akupunktur dan mendirikan sekolah pendidikan akupunktur pertama di dunia. Selanjutnya, ilmu akupunktur mulai berkembang dan tersebar keluar dari negara asalnya ke Korea, Jepang, dan negara lainnya.
• Tahun 960, Dinasti Sung, Wang Wei I telah membuat patung perunggu yang melukiskan jalannya peridian dan titik-titik akupunktur.
• Tahun 1206, Dinasti Tang, ditulis buku dengan judu; The Classic of Bronze Man. Di dalam buku tersebut termuat keterangan mengenai topografi titik-titik akupunktur pada patung perunggu yang berukuran menyerupai ukuran manusia sebenarnya.
• Tahun 1341, Dinasti Yen, Hua Pe Ren menyusun buku tentang 14 meridian termasuk nama titik-titik serta jalan meridian.
• Tahun 1368 – 1644, Dinasti Ming, Lie Se Cen menyusun buku Chi Cing Pa Mai Kao.
• Tahun 1601, yang Ci Cau menyusun buku Cen Ciu Ta Chen. Pada tahun ini ditulis pula buku Compendium of Materia Medica yang menerangkan pulse diagnosis, ekstra meridian, dan obat-obatan herbal.
• Tahun 1644 – 1911, Dinasti Cing, buku akupunktur yang cukup bernilai adalah i Cung Cin Cien.
• Tahun 1949, pengobatan akupunktur mulai berkembang dengan didirikannya Pusat Penelitian Pengobatan Tradisional Cina secara Ilmiah. Buku yang disusun oleh Cu Lien yaitu Sin Can Ciu Su Sie dan oleh Lu Cen Cun yaitu Sien Pien Cen Ciu Sie telah diterbitkan dan menjadi bahan pelajaran untuk pendidikan akupunktur.
• Tahun 1955, ilmu akupunktur merupakan sebuah mata pelajaran di perguruan tinggi kedokteran di Cina.
• Tahun 1956, didirikan 5 buah akademi pengobatan tradisional Cina yang tersebar di Beijing, Nanjing, Shanghai, kanton, dan CenTu.
• Tahun 1958, Cina makin mengintensifkan penelitian dalam bidang ilmu akupunktur.
• Tahun 1963, seorang ahli biologi dari Korea, Prof Kim Bong han, telah meneliti, menjelaskanm serta mendemonstrasikan secara histologis dan elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunktur dalam teori Kyung Rak System.
• Tahun 1968, Akupunktur mulai digunakan sebagai anestesi dalam pembedahan.

Perkembangan Akupuntur di Dunia
Tahun 541 – Akupunktur mulai menyebar ke Korea.
Tahun 552 – Akupunktur berkembang di Jepang.
Tahun 1508 – 1955 – Akupunktur mulai masuk ke negara di Eropa.
Tahun 1878 – 1955 – Akupunktur mulai berkembang di Perancis.
Tahun 1971 – Akupunktur mulai berkembang di Amerika Serikat.
Tahun 1979 – WHO merekomendasikan 43 jenis penyakit yang dapat diobati dengan akupunktur.

Perkembangan Akupunktur di Indonesia
Akupunktur diperkirakan masuk ke Indonesia dibawa oleh imigran dari daratan Cina pada abad 18. Semula akupunktur merupakan kegiatan yang tertutup di kalangan masyarakat Cina. Pada tahun 1962, dengan kedatangan tim ahli akupunktur dari RRC ke Indonesia untuk mengobati presiden RI pertama, D.R. Ir. Soekarno, masyarakat mulai memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang akupunktur. Waktu itu, sejumlah dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) langsung menyerap ilmu akupunktur dari tim ahli akupunktur RRC, dan kemudian pada tahun 1963 RSCM di Jakarka tercatat sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang membuka pelayanan kesehatan dengan akupunktur. Di samping memberi pelayanan, RSCM juga menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan dokter ahli akupunktur baru.
Untuk melakukan pengawasan pada praktek akupunktur di Indonesia, dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 038/Birhub/1973 tentang Wajib Daftar Akupunktur. Pada tahun 1974, Dinas kesehatan DKI Jakarta mewajibkan semua akupunkturis non-dokter yang ingin memperoleh izin praktek di wilayah DKI Jakarta untuk mengikuti Ujian Pembakuan Akupunktur dan Penataran Kesehatan.
Organisasi Ikatan Akupunkturis Indonesia (IAI) terbentuk pada tanggal 7 Februari 1975 sebagai wadah profesi yang bersifat nasional dengan dr Soeradi terpilih sebagai ketua umum pertama. Pada tanggal 6 Desember 1986 di Jakarta terjadi penggabungan IAI (Ikatan Akupunkturis Indonesia) dan PAI (persatuan Akupunktur Indonesia) menjadi PAKSI (Persatuan Akupunkturis Seluruh Indonesia), sementara INI (Ikatan Naturopatis Indonesia) menolak bergabung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[